Resensi Film Freaky Friday




Judul Film    : Freaky Friday
Tahun Rilis   : 2003
Genre            : Keluarga, Fantasi, & Komedi
Sutradara     : Mark Waters
Pemain          : Lindsay Lohan, Jamie Lee Curtis, Mark Harmon, Harold Gould

Sinopsis film Freaky Friday:
Tess Coleman (Jamie Lee Curtis) adalah seorang terapis terkenal yang sangat sukses. Setelah suaminya meninggal, ia harus membesarkan kedua anaknya seorang sendiri. Semua itu dipersulit karena Anna (Lindsay Lohan) bukanlah tipe gadis remaja yang manis dan mudah diatur. Anna adalah tipe gadis pemberontak yang senang menghabiskan waktu bersama anggota band rocknya daripada belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Pada suatu Kamis malam di sebuah restoran Cina, Tess dan Anna terlibat pertengkaran hebat yang membuat keduanya frustasi satu sama lain. Hal tersebut memicu pemilik restoran tersebut melakukan tindakan. Keduanya menerima kue keberuntungan (fortune cookies) yang diberikan si pemilik restoran. Setelah memakan kue tersebut, mendadak saja keduanya merasa tanah yang mereka injak bergetar hebat. Keanehan berlanjut ketika keesokan paginya keduanya terbangun dan mendapati jiwa mereka tertukar. Rupanya dengan cara itulah pemilik restoran Cina tersebut berusaha membuat Tess dan Anna lebih saling memahami satu sama lain.

Alur Cerita Film:
Dalam film ini Anna Coleman (Lindsay Lohan) adalah seorang remaja yang sangat pemberontak dan menyukai musik rock, jelas sangat berbeda dengan karakteristik ibunya yang kolot dan cerdas bernama Tess (Jamie Lee Curtis) serta adik Anna yang  menyebalkan dan sering membuat kesal Anna, Harry (Ryan Malgarini). Terdapat konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan Anna, termasuk band rock Anna yang tidak disukai Tess dan pernikahan mendatang Tess dengan kekasihnya, Ryan (Mark Harmon) , yang Anna belum siap menerimanya secara emosional karena kematian ayahnya tiga tahun lalu. Terjadi konfilk lain yang juga dialami Anna  mulai dari permasalahan dengan mantan teman dekatnya Stacey Hinkhouse (Julie Gonzalo) yang tidak pernah berhenti menyiksa dirinya, juga guru bahasa Inggris-nya, Mr. Elton Bates (Stephen Tobolowsky), yang selalu memberikan nilai "F" pada setiap tugas tidak peduli seberapa keras Anna mengerjakannya.

Suatu ketika seluruh keluarga dan Ryan makan di restoran Cina Pei – Pei. Kemudian Anna dan Tess mulai bertengkar lagi karena Tess melarang Anna yang ingin berpartisipasi dengan band-nya di audisi, namun waktu acara ini bersamaan dengan waktu pengumuman pernikahan Tess dan Ryan yaitu pada Jumat malam. Mendengar pertengkaran tersebut, ibu dari Pei - Pei si pemilik restoran Cina tersebut ikut campur dengan menawarkan Tess dan Anna kue keberuntungan. Kue keberuntungan itu merupakan salah satu kebudayaan Keluarga Pei-Pei yang masih sangat kental dalam keluarga mereka. Setelah memakannya, ada gempa singkat yang hanya bisa dirasakan oleh mereka berdua.

Keesokan harinya , Tess bangun dan entah bagaimana menemukan bahwa ia berada pada tubuh Anna dan sebaliknya Anna berada pada
tubuh Tess. Bingung dan tidak memiliki jalan keluar bagaimana menukar kembali ruh mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke restoran pada sore harinya dan mencari tahu apa yang terjadi. Karena Anna memiliki ujian penting dan Tess harus pergi bekerja, jadi keduanya terpaksa menjalani aktifitas dan peran masing-masing sesuai tubuh mereka dahulu.

Kemudian setelah keduanya melewati hari yang panjang dengan Tess menjalani kegiatan sebagai Anna sementara Anna menjalani pekerjaan pada sore haripun Tess keduanya pergi ke restoran lagi dan berbicara dengan Pei-Pei, putri dari wanita yang memberi mereka kue keberuntungan.  Pei-pei dan ibunya tidak dapat secara langsung membantu mereka , Pei-Pei hanya bisa menyarankan untuk memasrahkan keadaan dan coba memahami makna kejadian yang menimpa mereka, hingga pada saatnya akan kembali seperti sediakala.

Puncak Jumat malampun tiba dimana saatnya pernikahan Tess dan Anna yang akan digelar pada hari Sabtu akan diumumkan kepada keluarga dan kerabat yang datang ke pesta malam itu. Sementara Anna dan Tess masih dalam posisi tubuh yang tertukar. Kejadian-kejadian yang telah mereka alami membuat mereka sadar dan berpikir "Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda miliki , maka kasih tanpa pamrih akan mengubah Anda kembali". Tess meminta Anna untuk mengatakan pada Ryan untuk menunda pernikahan , sehingga Anna tidak harus melalui pernikahan dalam tubuh ibunya. Sebaliknya, Anna mengusulkan bersulang dimana akhirnya dia menerima Ryan setekah menyadari betapa Ryan telah berusaha membahagiakan Tess, ibunya. Ada gempa kedua yang dirasakan oleh seluruh kerabat di pesta itu, ternyata Tess dan Anna telah beralih kembali ke dalam tubuh mereka masing-masing. Keesokan harinya pun Tess dan Ryan dapat melangsungkan pernikahan mereka dengan lancar.


Analisa Menurut IBD dan Kesimpulan:
Karakteristik yang dimiliki Anna adalah keras, pemberontak, dan selalu menginginkan kebebasan. Mungkin jika kita amati Anna yang masih berumur belia ini kita akan memiliki sudut pandang yang sangat bertolak belakang dengan ibunya. Namun disamping watak Anna yang keras tersebut terdapat sisi lembut yang tidak terlihat. Terbukti pada saat ending film ini Anna menerima Ryan untuk menikah dengan ibunya, Tess, karena melihat bahwa Ryan telah berusaha untuk membahagiakan Tess, seluruh keluarganya, maupun Anna sendiri. Anna pun mengizinkan sang ibu untuk menikah kembali tanpa menghiraukan lagi keegoisannya yang sempat tidak menyetujui pernikahan ibunya dengan Ryan.
Tess adalah ibu dari Anna yang tentunya memiliki sifat yang dewasa, cerdas, taat pada peraturan, dan sangat memperhatikan detail. Sifat inilah yang kadang membuat dia dan Anna seling berargumen karena memiliki perbedaan pemikiran dan pendapat atas sesuatu. Segala hal yang dianggapnya tidak baik akan dijauhkan dari kehidupannya dan juga keluarganya. Namun, setelah ia mengalami puncak konflik yang terjadi pada cerita film ini hingga ia harus bertukar posisi tubuh dengan anaknya sendiri Anna, dia mulai memiliki sudut pandang yang berbeda pada anaknya. Sebenarnya watak Anna adalah pengaruh dari lingkungannya sendiri dan merupakan adaptasi yang pasti dialami setiap wanita belia.
Konflik utama pada cerita ini juga merupakan kepercayaan/tradisi di suatu daerah. Dalam film ini tradisi Kue Keberuntungan (Fortune Cookie) merupakan kebudayaan yang sangat dipercayai oleh Kaum Tionghoa yang menganggap bahwa siapapun yang memakan kue ini akan mendapatkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang mereka alami terutama karena ketidak saling pengertian yang terjadi di antara mereka.
Dengan terjadinya konflik yang diakibatkan Kue Keberuntungan dalam film ini, Anna dan Tess pun mulai saling memahami satu sama lain dan mencoba memperbaiki hubungan mereka kembali agar kesalah pahaman dan ketidak pengertian di antara keduanya tidak terjadi lagi. Itulah pesan moral yang bisa kita peroleh. Bahwa di dalam suatu hubungan, kita saling membutuhkan pengertian satu sama lain. Oleh sebab itu, komunikasi harus selalu terjalin dengan baik sehingga kesalah pahaman pun tidak terjadi.
Dalam film ini terdapat ilmu budaya dasar yang menonjol yaitu antara "Manusia dan Kebudayaan" dimana pada film ini terdapat kebiasaan orang Tionghoa yang mempercayai tradisi Kue Keberuntungan. Selain itu juga "Manusia dan Cinta Kasih" dimana pada film ini kasih sayang yang terjalin terutama pada ending cerita antara Anna dengan Tess beserta anggota keluarga lainnya sangat dekat dan erat. Kemudian juga terdapat hubungan antara "Manusia dan Pandangan Hidup" yang mana pada kisah film ini argumen-argumen seringkali terjadi antara Anna dan Tess. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki pandangan hidup masing-masing yang tentu saja menyebabkan pendapat yang berbeda pula.

Komentar

  1. Bagus sekali sinopsisnya. Aku pengin nonton tapi sudah tak ada yang jual.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emangnya blm npnton filmnya yaa aku aja dapet filmnya

      Hapus
  2. Film lindsay lohan yg terbaik diantara yg terbaik.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Berbelanja melalui Website E-commerce

Makalah Aspek Keuangan: Komponen Biaya/ Anggaran