Toleransi

Pada tulisan kedua mata kuliah Pengantar Bisnis Informatika (PBI) ini saya akan menulis pengalaman pribadi saya mengenai sikap menghargai orang lain (toleransi). Pengertian toleransi sendiri menurut saya adalah sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia terhadap suatu perbedaan yang ada. Perbedaan-perbedaan ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti halnya berbeda agama, berbeda pendapat, dan lain-lain. Perbedaan bisa menjadi sesuatu kekuatan jika kita dapat memandangnya secara positif, namun sebaliknya, dapat memicu konflik jika kita memandangnya secara negatif. Dalam suatu negara besar seperti negara kita yaitu Indonesia pastinya terdapat berbagai macam agama, suku, dan budaya. Oleh karena itu, sikap toleransi ini sangat penting untuk diterapkan dalam hidup bermasyarakat. Kita dapat membebaskan orang lain berpendapat lain dengan kita, tanpa perlu melakukan diskriminasi atau intimidasi terhadap orang atau kelompok tersebut.
Contoh sikap toleransi yang biasa kita lakukan pada kehidupan sehari-hari misalnya adalah toleransi beragama. Kita harus saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain untuk menganut suatu agama, cukup dengan memberikan mereka hak dan kebebasan untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing sudah merupakan wujud dari toleransi agama. Dalam Islam, hal ini pun sebenarnya juga merupakan perintah Allah kepada kaum muslim seperti yang tercantum pada surat Al-Kafirun ayat 6 yang memiliki arti “untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Dari ayat ini bisa kita lihat bahwa setiap orang bisa saja memilih agamanya sesuai keyakinan, namun dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah aqidah dan ibadah harus tetap berjalan sesuai dengan agamanya masing-masing. Sepengetahuan saya pun, Rasulullah SAW sudah mencotohkan toleransi antar umat beragama ini pada zamannya. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk berbibadah. Tidak hanya dalam Islam, pastinya semua agama juga mengajarkan umatnya untuk selalu hidup rukun dan berdampingan walau dalam perbedaan.
Saya pribadi memiliki banyak teman yang berasal dari daerah yang berbeda-beda. Ada teman saya yang beretnis Tionghoa, Batak, Jawa dan lain-lain. Tentu saja kami memiliki kebiasaan, budaya, serta keyakinan yang sangat berbeda. Beberapa dari mereka tentunya ada yang berbeda agama dengan saya, namun, kami tetap saling menghargai satu sama lain. Contohnya ketika bulan Ramadhan tiba saya sebagai umat muslim berkewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa, sementara teman-teman saya yang berbeda keyakinan tidak berpuasa, meskipun begitu mereka tetap menghormati saya dengan berusaha tidak makan atau minum di depan saya sehingga saya pun juga merasa lebih nyaman. Begitu pula ketika teman saya yang beragama Nasrani (Kristen) ingin beribadah pada hari Minggu, maka ketika kami mengadakan kerja kelompok pada hari Minggu, kami sepakat untuk melaksankannya ketika dia sudah selesai melaksanakan ibadah. Hal-hal tersebut merupakan beberapa pengalaman pribadi saya dengan teman saya dalam menerapkan sikap toleransi.
Selain toleransi agama seperti di atas, saya juga memiliki pengalaman ketika saya dan teman-teman saya merundingkan suatu masalah. Kemudian kami semua memiliki pandangan dan solusi yang berbeda-beda. Walaupun kami memiliki ide yang berbeda tetapi kami berusaha untuk tidak berdebat dan tetap menghargai pendapat satu sama lain. Menghindari debat ini juga merupakan bentuk dari toleransi. Dengan adanya sikap ini, kami pun memperoleh hasil perundingan yang baik dan disepakati oleh semua pihak. Dalam hal ini kami tetap mendengarkan masing-masing pendapat yang dikeluarkan dan megambil solusi yang sekiranya paling tepat untuk masalah tersebut.
Menurut saya, sikap toleran bukan berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak para penganutnya. Perilaku toleransi lainnya dalam sehari-hari juga dapat kita lakukan dimana saja dan kapan saja seperti bergaul dengan semua teman tanpa membeda-bedakan agamanya, tidak menghina atau menjelek-jelekkan agama lain, tidak memaksakan kehendak/pendapat terhadap orang lain, tidak mengganggu umat lain saat beribadah, tetap menjalin silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama atau suku, dan sebagainya. Apabila kita dapat menerapkan contoh-contoh perilaku di atas dalam kehidupan sehari-hari akan banyak manfaat yang diperoleh, antara lain menghindari adanya perpecahan dalam masyarakat, mempererat hubungan antar sesama, perasaan aman dan nyaman dalam mengeluarkan pendapat, dan keharmonisan yang selalu terjalin dalam masyarakat.
Sekian pendapat dan pandangan serta pengalaman pribadi saya mengenai sikap toleransi mulai dari definisinya, contoh pengalaman toleransi yang saya lakukan, perilaku toleransi lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat yang bisa kita dapat. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Berbelanja melalui Website E-commerce

Resensi Film Freaky Friday

Makalah Aspek Keuangan: Komponen Biaya/ Anggaran