Tulisan 3 Pengantar Bisnis Informatika

Sikap Mengakui Kesalahan Pada Diri Sendiri
Pada tulisan ketiga mata kuliah Pengantar Bisnis Informatika (PBI) ini saya akan membuat sebuah tulisan mengenai sikap mengakui kesalahan pada diri sendiri. Pada dasarnya kita sebagai manusia biasa pasti pernah melakukan kesalahan baik itu disengaja maupun tidak. Kesalahan diasumsikan sebagai suatu istilah yang negatif atau buruk, namun sebenarnya kesalahan yang telah kita lakukan ini dapat menjadi sebuah hal yang positif dan memberikan keuntungan apabila kesalahan tersebut dijadikan sebuah pembelajaran sehingga kita tidak akan mengulanginya lagi. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam perubahan diri ke arah yang lebih baik. Untuk memperbaiki sebuah kesalahan tentunya kita harus menyadari dan mengaku pada diri sendiri bahwa kita telah melakukan hal yang keliru. Melihat kesalahan orang lain mungkin memang lebih mudah, namun bagaimanakah dengan kesalahan diri sendiri? Apakah kita bisa melihat kesalahan dalam diri kita? Mengakui kesalahan bukanlah hal yang mudah, karena hal itu dianggap dapat memperburuk keadaan gambaran diri kita sendiri serta memberikan penilaian negatif dari orang lain.
Pada dasarnya manusia akan seringkali menutupi kesalahan yang diperbuat untuk bertahan di lingkungannya. Sebenarnya itu semua hal yang wajar, namun perlu diperhatikan bahwa dengan menutupi kesalahan atau aib di depan orang hanya akan memberikan gambaran positif terhadap diri kita dari sisi luarnya saja, sementara jika kita memang menginginkan segala sesuatu yang baik maka kita harus memulainya dari dalam diri. Dari pengalaman pribadi saya belajar bagaimana untuk mengakui kesalahan pada diri saya sendiri, seperti halnya ketika saya gagal masuk universitas favorit yang saya inginkan sejak dulu. Ketika SMA saya pernah bertekad masuk ke sebuah universitas yang bukan hanya didambakan oleh saya, namun juga kedua orangtua saya. Saya berusaha semampunya untuk dapat diterima universitas tersebut, belajar dengan giat, mengikuti kursus, hingga berdoa siang dan malam pun tidak pernah ketinggalan untuk saya lakukan setiap harinya. Ketika hari pengumuman penerimaan mahasiswa baru universitas tersebut tiba, saya pun membukanya. Dengan teliti saya melihat satu-persatu nama mahasiswa yang ada pada daftar tersebut, namun ternyata nama saya tidak ada di antara mereka.
Kenyataan harus saya hadapi bahwa saya telah gagal masuk ke universitas yang saya impikan sejak dulu, rasa kecewa pun menghampiri diri saya. Saya tidak tahu harus menyalahkan siapa, rasanya saya telah berusaha dengan sangat keras namun hasilnya mengecewakan. Kemudian saya merenungi, mungkin memang usaha yang saya lakukan selama ini belum maksimal. Belum sekeras usaha siswa/i lainnya yang mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu di universitas tersebut. Saya belum belajar dari malam hingga larut pagi yang mungkin dilakukan oleh siswa lainnya. Mungkin doa dan ibadah saya tidak serajin mereka. Yang pasti, saya juga yakin bahwa semua ini sudah jalan yang diberikan oleh Allah. Saya tahu kegagalan ini bukan karena siapapun melainkan berasal dari diri saya sendiri. Saya pun banyak belajar dari kegagalan yang telah saya alami. Untuk kedepannya insyaAllah saya akan lebih berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Seperti yang kita tahu bahwa kita akan menuai apa yang kita tanam.
Dengan menerapkan kebiasaan mangakui kesalahan pada diri sendiri dapat menjadi modal dalam bersosialisasi yang baik dengan lingkungan, selain itu juga dapat diperoleh berbagai manfaat, antara lain dapat memberikan kedamaian secara psikologis baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Bisa kita bayangkan ketika mengetahui diri sendiri membuat kesalahan tetapi malah menunda mengakuinya maka bisa menimbulkan perasaan bersalah bagi diri sendiri akibatnya diri sendiri pun tidak merasa tenang. Dengan mengakui kesalahan kita akan belajar bagaimana memperbaikinya dengan segera hal ini juga dapat meminimalisir rasa penyesalan yang akan datang di kemudian hari. Selain itu ketika kita mengakui kesalahan yang pernah dilakukan maka orang lain akan berusaha menghargai kita, karena kita telah bersikap jujur atas kekurangan diri sendiri yang juga memiliki dampak kepada orang lain.
Dengan menanamkan sikap jujur orang lain akan melihat adanya potensi dari diri kita untuk mengakui kekurangan kita dan mencegah kesalahan yang sama terulang di lain waktu. Akibatnya orang lain akan lebih mempercayai kita. Sebaliknya dengan menutup-nutupi kesalahan atau lebih parahnya sampai menyalahkan orang lain hanya akan menutupi kesalahan kita untuk sementara waktu. Ketika kita berani mengakui kesalahan berarti kita berani bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat. Sifat bertanggung jawab ini juga merupakan salah satu modal sebagai pemimpin. Nah, daripada mencari-cari atau mengevaluasi kesalahan orang lain, akan lebih baik jika memulainya dari diri kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Berbelanja melalui Website E-commerce

Resensi Film Freaky Friday

Makalah Aspek Keuangan: Komponen Biaya/ Anggaran